Selasa, 28 September 2010

Rindu kami padamu ya Rasul

Rindu kami padamu ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu ya Rasul
Seakan dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia bagai cahaya suwarga
Dapatkah kami membalas cintamu secara bersahaja
Air mata ini mengalir begitu saja. Syair itu begitu indah dan bersahaja. Aku tak sangup untuk mendengarnya sampai bait akhir. Tulus suara dan ungkapan kasih yang bening. Syair yang dinyanyikan itu membuatku hampir kehilangan kesadaran. Aku dibekap kecemasan dan goncangan hati yang menderu.
Ya Rasulullah….
Terkadang aku merenung, masih pantaskah aku untuk merindukanmu?
Masih pantaskah aku mengharapkan syafaatmu?
Ya Rasul….
Aku iri!
Aku iri dengan Abu Bakar yang menjadi orang-orang pertama yang menyaksikan keRasulan engkau, menjadi orang-orang yang berada pada barisan terdepan yang dengan penuh keikhlasan selalu membela dirimu.
Ya Rasul…
Aku iri!! Sungguh kali ini aku iri!..
Aku iri dengan Umar bin Khattab, yang selalu siaga dengan gagah beraninya menjadi pelindungmu, Umar yang berdiri kokoh layaknya benteng untuk membela islam.
Ya Rasul, aku iri…
Izinkan aku untuk iri kali ini…
Aku sungguh sungguh iri dengan Bilal… Bilal, budak belia yang mendapatkan kesempatan untuk turut berjihad dengan engkau…Bilal yang rela menahan deraan demi Rasul yang dicintainya …
Tapi Rasul, pantaskah aku untuk iri?
Masih pantaskah aku untuk menunduk terpaku mengucapkan sholawat ketika namamu disebut? di tengah deretan kesalahan yang telah kuperbuat? Di tengah rangkaian kelalain yang kuukir? Di tengah kemaksiatan-kemaksiatan yang senantiasa menambah panjang deretan dosa-dosaku….!!
Ya Rasulullah….
Aku masih ingat, saat pertama kali aku belajar mencintaimu…
Lembar demi lembar shiroh kupelajari…
Untai demi untai kata para usadz mengenaimu kuresapi..
Tentang cinta yang engkau beri…
Tentang kasih para sahabat…
tentang kerinduan para syuhada untuk mendapat syafaat darimu..
Untuk kemudian kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…
Aku terus berusaha untuk mencintaimu dengan cinta yang utama,
namun… Ku masih tak mampu memberikan cinta tertulusku untukmu…
Ya Rasul…
Aku tak sanggup mencintaimu dengan kesabaran menanggung derita sebagaimana Bilal Bin Rabbah…
Karena itu izinkan aku mencintaimu melalui keluh kesah pengaduanku…
Atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku…
Ya Rasulullah..
Aku tak sanggup mencintaimu seperti Abu Bakar Ash Siddiq menyedekahkan seluruh hartanya untuk islam..
Karena itu izinkan aku mencintaimu melalui seratus dua ratus perak yang terulur pada tangan2 kecil di bis kota dan pinggiran jalan…
Melalui bingkisan2 sederhana yang terkirim ke saudara dan handai tolan..
Ya Rasulullah….
Aku tidak sanggup mencintaimu sebagaimana Sumayyah yg mempersembahkan jiwa demi tegaknya dien…
Maka izinkanlah aku mencintaimu dengan sedikit bakti pengorbanan untuk dakwah islam…
Izinkan aku mencintaimu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru…
Ya Rasulullah
Perkenankan aku mencintaimu semampuku..
Dengan segala kelemahan dan kenaifanku…
Dengan segala kealphaan dan kelalaianku…
Ya Rasul…
Aku memiliki mimpi…
Ya, aku menyimpan sebuah harapan besar ya Rasul..
Kelak, ketika di Yaumul akhir… Engkau ibaratnya adalah seorang idola, superstar yang berdiri di atas kemegahan sebuah panggung. Sedangkan aku, dengan segala kekerdilanku berada di antara jejeran para penonton. Dan aku akan memanggil engkau jauh di sudut sana, di antara jutaan lautan manusia….
Aku akan berteriak: Ya Rasulullah, Ya Rasulullah!!
Dan aku berharap…
Aku sungguh berharap…
Engkau akan menoleh ke arahku, dan berkata “Itu umatku!”
Sungguh aku ingin ya Rasul…
Aku ingin menjadi bagian dari barisan panjang umat yang mendapatkan syafaatmu…
Aku ingin menjadi bagian dari umat yang tersenyum berdiri di belakangmu…
Ya Rasulullah…
Walau aku tahu aku tak layak, namun dengan tertatih aku tetap ingin menitipkan rindu ini untukmu…
Ya Rasulullah…
Walau aku tahu ini tak mudah, namun dengan segala kelemahanku aku akan mengikuti jalan juangmu…
Ya Rasulullah…
Walau aku tahu ini akan sulit, namun aku ingin turut menjadi pembela-pembela Allah dan Rasulku…
Ya Rasulullah…
Saksikanlah aku yang akan tertatih dan tergopoh untuk mempertahankan keistiqomahanku…
Demi cintaku pada Allah, demi cintaku padamu YA RASUL…
Rindu kami padamu Ya Rasul…
Rindu tiada terperi …
Berabad jarak darimu ya Rasul, serasa dikau di sini,…
Salam Bagimu, Ya Rasullullah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar