Senin, 20 September 2010

YA ALLAH, AKU CINTA PADAMU

Lewat kematianku,
aku akan mempertanggungjawabkan fitrah kemanusiaanku:
Bagaimanakah penyembahanku kepada Ya Allah ya Jabbar,
Tuhan Yang Kehendak-Nya Tidak Dapat Diingkari?

Ya Allah ya Baari’,
Tuhan Yang Mengadakan Dari Tiada,
mengadakan aku dari yang tiada
dan aku pun akan diminta-Nya bertanggungjawab
atas caraku mengelola hidup dan kehidupanku di dunia ini.

Lewat kematianku,
aku akan kembali kepada Tuhanku,
Ya Allah ya Baaqii, Tuhan Yang Maha Kekal
seperti kata Tuhanku, Ya Allah ya Muqsith,
Tuhan Yang Maha Penuntut Keadilan,
dalam surat al-Qiyaamah ayat 36-40 Al Quran:
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah,
lalu Allah menciptakannya,
dan menyempurnakannya,
lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.
Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?”

“Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali,
sebagai janji yang benar daripada Allah,”
begitu kubaca Al Quran surat Yunus ayat 4,
“sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya
kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit),
agar Dia memberi pembalasan
kepada orang-orang yang beriman
dan yang mengerjakan amal soleh dengan adil.”

Pertanggungjawapan apakah yang diminta Tuhanku,
Ya Allah ya Hasiib,
Tuhan Yang Maha Pembuat Perhitungan?
Bagiku cuma satu.
Aku harus melakukan berbagai aktiviti kerja
yang bernilai ibadah kepada-Nya.
Aku harus melakukan kesolehan.
Aku harus beramal soleh, yakni menyembah-Nya.
Menyembah Allah tidak hanya melalui solat,
tetapi dengan cara mengikuti apa yang dimahu-Nya
dan meningggalkan apa yang dilarang-Nya
dalam setiap aktiviti hidupku.

Dengan kecerdasan akal dan kecerdasan hati
yang dianugerahkan Allah kepadaku,
aku bukannya menolak apalagi membangkangi perintah-Nya.
Justeru dengan kemampuan akal dan hati itu,
aku kuak hikmah di balik perintah dan larangan Allah kepadaku
sebagai makhluk ciptaan-Nya
agar aku faham manfaat perintah Tuhanku
Yang Maha Damai Sejahtera, Ya Allah ya Salaam.
Kreativiti berfikirku
adalah kreativiti memahami wahyu-Nya dalam Al Quran
memahami firman-Nya yang berserakan di alam semesta kehidupan
dan memahami fikiran, ucapan dan perilaku rasul-Nya, Nabi Muhammad saw,
yang kuharmonisasikan dengan gerak dan langkahku
dalam ruang dan waktu kehidupanku.

Aku teringin riang mengerjakan perintah Tuhanku
kerana aku memang memerlukannya-Nya.
Dan bila tak kulakukan kemahuan-Nya,
maka akan membuatku bersedih
akan membuat aku tidak mampu berkata: "Saya sangat bahagia"
kerana merasa tidak diberkati keberuntungan-Nya.

Bukankah hidup dan mati kita perlu keberuntungan?
Dan pemberi keberuntungan itu cuma Allah yang satu tanpa sekutu
sehingga kita sangat bahagia.
Hanya Dia lah, Allah Yang Maha Esa
yang boleh membuat hidupku diberkati keberuntungan-Nya
Hanya Dia lah, Allah Yang Maha Esa
yang bisa membuat kematianku penuh keberuntungan
dan keberuntungan-Nya yang paling puncak
yang mesti kuraih dalam kematianku adalah surga-Nya.
Maka kuindahkan apa yang diputuskan Tuhanku,
Ya Allah ya Hakam,
Tuhan Yang Maha Hakim
dalam Al Quran surat Adz Dzariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Betapa pentingnya hati dan pikiranku berikrar “La ilaha illallah”,
tiada Tuhan selain Allah
dalam niat, kata-kata, dan perbuatan
dan aku tak mau kafir menduakan Allah
kerana Rasulullah saw. bersabda
sebagaimana kubaca dalam Kitab Shahih Muslim
hadis yang diriwayatkan Ustman :
"Barangsiapa mati dalam keadaan dia yakin
bahawa tidak ada Tuhan selain Allah,
maka dia masuk surga.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar